KAJIAN KEBUDAYAAN MANUSIA PADA ABAD PERTENGAHAN

Asia
Di India, Kerajaan Gupta runtuh pada tahun 535 dan negeri ini pun terpecah. Pengaruh Hindu dan Buddha menyebar ke Asia bagian tenggara. Sekitar tahun 775, Kerajaan Sriwijaya di Sumatera menaklukkan Semenanjung Malaya. Sementara di Kamboja, dinasti Khmer mendirikan Kerajaan Angkor pada tahun 802. Di Cina, salah satu dinasti terbesarnya, Tang, yang berdiri selama 300 tahun, menghasilkan beberapa karya seni terbaik dalam sejarah Cina. Sejak tahun 960, Tang digantikan oleh Dinasti Song yang berdiri selama 300 tahun. Di tempat lain, sebuah kerajaan Tibet yang kuat berdiri dan runtuh, sementara berbagai negara kaya muncul di Thailand, Vietnam, Jepang, dan Indonesia. Di Asia Tengah, kekuatan para pengembara Turkik dan Mongol berkembang semakin besar.
 
Eropa
Lokasi ideal untuk membangun suatu kota atau desa

A. Letaknya dekat dengan suatu kastil
Jika kota/desa dekat dengan suatu kastil, maka anda akan mendapatkan perlindungan dari para prajurit dan ksatria di dalamnya. Aman dari para penjarah dan penjahat tentu saja. Selain itu, dapat menarik banyak pedagang untuk melakukan transaksi di sana, dan tentu saja bisa menarik lebih banyak penduduk di sana. Banyak penduduk tentu makin banyak pajak yang bisa ditarik. Jika penduduk tak mendapatkan perlindungan, maka mereka bisa meninggalkan kota itu kapan saja.

B. Terletak di area tinggi
Jika kota/desa itu terletak di area yang lebih tinggi, maka ada kelebihan yang bisa didapat. Anda akan lebih mudah melihat musuh yang datang dari kejauhan. Maka dapat melakukan persiapan lebih matang jika musuh menyerang. Selain itu, dengan letaknya yang tinggi, musuh akan lebih sulit menyerang. 

C. Dekat dengan sumber air
Air adalah elemen penting kehidupan. Sangatlah baik jika kota/desa dekat dengan sungai, maka warga anda akan lebih mudah mengambil air, dan tentu lebih mudah mendapat suplai air bersih. Selain itu, sungai yang lebar dengan arus yang deras berfungsi sebagai benteng alam yang melindungi dari serangan musuh. 

D. Dekat dengan sumber alam
Untuk membangun rumah, maka diperlukan batu-batu dan kayu, Batu selain lebih kuat dari serangan musuh, dapat juga dipakai untuk tembok pelindung, dan juga sebagai senjata. Kayu selain mudah dimanfaatkan, juga berguna untuk membuat api di tungku. Kayu juga bisa menjadi senjata dan menjadi berbagai peralatan seperti palu dan kapak. 

E. Tanah yang gembur dan subur
Tentu selain sumber air, makanan adalah yang penting untuk manusia. Makanan bisa didapat dari alam, misalnya memburu hewan atau memancing. Namun perlu juga menanam berbagai sayuran dan tumbuhan lainnya. Gandum adalah makanan pokok masyarakat saat itu, sama seperti nasi untuk kita. Tanah yang subur tentu akan membuat menanam lebih mudah. 

Rumah

A. Rumah para bangsawan 

Rumah Tudor ini memiliki atap yang terbuat dari jerami atau ilalang yang ditumpuk-tumpuk di atas rangka atap. Rumah Tudor juga memiliki jendela dan cerobong asap. Namun hanya rumah-rumah Tudor yang dimiliki oleh yang amat kaya yang memiliki jendela dari kaca. Kaca saat itu sangatlah mahal. Jika tidak mampu membeli kaca, maka sebagai penggantinya dipakailah kayu yang bisa dibuka dan ditutup. Rumah ini biasanya memiliki lebih dari 1 lantai.

B. Rumah para rakyat biasa

Awalnya, rumah rakyat biasa hanya terbuat dari ranting kayu, atau jerami, atau dari lumpur. Mereka tidak mampu membayar orang untuk membangun rumahnya, maka mereka sendirilah yang membangunnnya. Hanya ada satu ruangan, dan juga termasuk tempat menaruh hewan mereka.

Namun pada tahun 1348, wabah Black Death yang menewaskan banyak warga membuat turunnya populasi, dan menyebabkan makin sedikitnya orang yang bisa menggarap lahan sang kaya raya. Sehingga akhirnya, para tuan tanah itu membayar lebih mahal, karena upahan makin sedikit dan langka. Karena bertambahnya jumlah pemasukan mereka, para rakyat ini mampu membangun rumah yang lebih baik lagi yang terbuat dari Wattle and Daub. 

Wattle and Daub di sini adalah rumah yang terbuat dari kayu-kayu yang dilapisi/dilumuri oleh campuran air, tanah, tanah liat pasir, dan jerami. Kemudian ditutupi oleh lumpur, dan jika mengering nanti, akan menjadi dinding yang lebih keras. 

Kehidupan Masyarakatnya dan pembagian kelas :

Rakyat biasa pada abad pertengahan, mereka terbagi atas kasta-kasta tertentu dan memakai sistem mengabdi kepada sang pemilik tanah :

1. orang-orang bebas
Mereka berjumlah sangat sedikit, mereka membayar dan menyewa tanah kepada sang pemilik tanah, dan mereka hanya memiliki sedikit atau tidak ada sama sekali kewajiban yang harus mereka lakukan kepada sang tuan tanah

2. petani/cottars
Mereka memiliki sebuah rumah yang mereka sewa dari tuan tanah, dan memiliki tanah milih tuan tanah yang harus mereka garap

Dalam masyarakat abad pertengahan, seorang anak akan tinggal bersama keluarga mereka, namun karena wabah penyakit yang menyebabkan anggota keluarga anak itu meninggal, dia bisa saja tinggal bersama saudaranya yang lain. Anak itu juga bisa saja diasuh oleh kakek-neneknya jika orang tua mereka sudah meninggal sejak mereka masih kecil.

Pendidikan memang terbatas, sangat sedikit yang bisa bersekolah. Anak-anak rakyat biasa biasanya bekerja di ladang atau membantu merawat adik-adiknya. Sedangkan yang berasal dari keluarga yang agak kaya, ada beberapa dari mereka yang menjadi biarawan-biarawati. Di biara, mereka bisa mendapatkan pendidikan baca dan tulis. Jika berasal dari keluarga yang amat kaya, biasanya akan mendapatkan pendidikan secara privat di rumah. 

Para remaja abad pertengahan biasanya juga bekerja diladang, atau juga bisa membantu pekerjaan orang-orang sekitarnya, misalnya membantu memberi makan hewan. Mereka juga bekerja sebagai pelayan di keluarga yang kaya. Atau mereka juga sebagai trainee pandai besi. Rata-rata, mereka tinggal dengan orang yang memperjakan mereka. 

Orang-orang abad pertengahan 

Inilah mereka, yang hidup di masa abad pertengahan.

1. Raja
Raja atau bangsawan yang memerintah atas suatu daerah. Untuk melindungi daerahnya dari serbuan orang asing, maka dia memberikan kuasa kepada para vassal. Vassal diberikan kekuasaan, sebagai gantinya mereka harus melindungi daerah milik sang raja.

2. Vassal
Vassal diberikan sejumlah tanah dari raja. Tanah itu disebut fiefs. Vassal memiliki kekuasaan atas fiefs mereka, dan bisa sebagai ‘raja kecil’. Bisa saja, ada orang yang menjadi vassal, tetapi juga sekaligus dia adalah seorang raja di tempat lain.

3. Ksatria
Ksatria adalah para petarung yang melindungi suatu wilayah. Ksatria berjanji setia kepada sang raja dan raja juga memberikan wilayah kepada mereka. Tidak sembarangan orang bisa menjadi ksatria, hanya anak-anak dari bangsawan yang bisa. Mereka dicalonkan sebagai ksatria dari usia 7 tahun, dan mendapat berbagai pelajaran dan berbagai ilmu seperti ilmu pedang. Di usia 13-14 tahun, mereka menjadi squires dan mulai berlatih bertempur di atas kuda. Dan pada usia 21 mereka ditahbiskan menjadi ksatria. Upacaranya dengan berlutut di hadapan sang raja, dan berjanji setia, dan raja memberikan mereka gelar sambil menaruh pedang di atas bahunya.

4. Wanita bangsawan
Mereka adalah istri atau anak dari bangsawan. Mereka mengurusi rumah tangga dan mengurusi anak. Mereka juga bisa menolong dan membantu yang sakit. Dalam beberapa kasus, ada juga wanita bangsawan yang bisa mempunyai tanah mereka sendiri, yang merupakan warisan dari suami atau orang tuanya. Wanita bangsawan juga bisa sebagai wakil dari raja atau si bangsawan itu jika mereka sedang tidak ada di tempat. Wanita itu bisa memerintah dan bahkan jika disuruh oleh rajanya, dia bisa mengirimkan ksatria dan prajurit ke medan perang.

5. Uskup(bishop)
Uskup adalah pemimpin gereja, yang berada dibawah kuasa Paus dan Uskup Roma. Uskup rata-rata dari kalangan bangsawan. Uskup membawahi para pastur gereja, biarawan, dan suster dan mengurusi urusan administrasi gereja.

6. Pastur
Pastur yang melakukan berbagai kegiatan rohani di gereja seperti memimpin misa, kotbah.

7. Biarawan dan biarawati
Biarawan dan biarawati adalah pria dan wanita yang menyerahkan seluruh hidup mereka kepada Tuhan dan tinggal di asrama atau biara. Mereka hidup sangat sederhana. Mereka tidak menikah, dan mereka sangat mencurahkan hidupnya untuk Tuhan. Mereka juga bisa sebagai dokter yang menyembuhkan orang sakit dan menolong yang miskin.

8. Friars/bruder
Nama panggilan bagi seorang rohaniwan Katolik. Bruder biasanya termasuk ordo Agustinus, Karmelit, Dominikan, Fransiskan, dan FIC. Perbedaan antara bruder dengan biarawan ialah bahwa para bruder hidup dalam kesederhanaan dan kesajahaan sebagai tanda kebaktian bagi komunitas, berbeda dengan para biarawan yang pekerjaannya hanya berdoa dan bermeditasi saja. Pada abad pertengahan, bruder berkeliling untuk menyebarkan ajaran dan berada langsung di masyarakat.

9. Serf
Kebanyakan, para petani adalah serfs. Mereka tinggal disuatu komunitas kecil yang berada di suatu wilayah yang dipimpin oleh vassal atau raja. Hidup mereka sangat diatur oleh si pemimpinnya, dan mereka tidak bisa pergi dari sana atau menikah tanpa seijin tuan mereka. Serf menanami dan memanen tanah tuan mereka, dan merawat ternak, memotong kayu bakar, bekerja di ladang. Jika serf memiliki cukup uang, mereka bisa membeli kebebasan mereka dan menjadi orang-orang bebas (freeman)

10. Pelayan
Pelayan adalah orang yang bekerja di rumah si penguasa atau bangsawan. Dialah yang melakukan kegiatan seperti memasak, mencuci, mengepel, dan kegiatan rumah tangga lainnya.

11. Pedagang
Mereka adalah pedagang yang berdagang benda-benda seperti hasil alam, garam, besi, kain. Seiring berjalan waktu, barang-barang yang diperjual belikan juga bervariasi.

12. Minstrels 
Adalah para penghibur yang berkeliling dari kota ke kota, dalam grup. Rata-rata mereka adalah penyanyi atau pemain musik, tapi mereka juga bisa melakukan aksi lainnya seperti pertunjukan akrobatis, menari, bermain juggling. Minstrel memiliki nama yang menjadi pembeda

Sistem hukum abad pertengahan
Tidak ada polisi dan lembaga hukum saat itu, jadinya masih sangat tergantung pada masyarakatnya. 
The Manorial Court (Trial by Jury)

Jika ada yang melanggar hukum, maka si terdakwa itu akan dihadapkan pada tuan tanah sebagai hakim, lalu ada 12 orang juri yang berasal dari warga yang sudah dipilih sendiri juga oleh warga. Para juri itulah yang menentukan bersalah atau tidaknya si terdakwa itu, termasuk hukumannya. Biasanya ini hanya untuk pelanggaran ringan.

The King’s Court (Trial by Ordeal)

Sistem ini dipakai jika pelanggarannya sudah berat sekali. Sang terdakwa akan dihadapkan pada berbagai siksaan dan percobaan yang berat, jika terdakwa itu berhasil lolos dan selamat dari siksaan itu, maka dia tak bersalah. 

A. Ordeal by Fire
Sang terdakwa akan dipaksa untuk menggenggam sebatang besi panas,dan terus memegangnya sambil berjalan beberapa langkah. Sebelumnya, tangan mereka akan diperban terlebih dahulu. Beberapa hari kemudian, si terdakwa akan dilihat kembali tangannya. Perban dibuka, dan jika tangannya menunjukan tanda kesembuhan atau sudah sembuh maka dia bersih. Tapi, jika sebaliknya, maka dia bersalah.

B. Ordeal by Water
Terdakwa akan dilemparkan ke dalam air. Jika ia mengapung, dia tidak bersalah. Jika ia tenggelam, maka ia bersalah. 

C. Ordeal by Combat
Bertarung sampai mati. Pemenangnya adalah orang yang benar. 

Masalah kesehatan dan sanitasi

Ilmu kedokteran memang sempat tak berkembang di masa abad pertengahan. Orang miskin mendapatkan pengobatan seadanya, dan hanya orang2 kaya atau bangsawan yang bisa mendapatkan pengobatan yang sebetulnya. Profesi dokter amat jarang ditemui. Pasien hanya didoakan, tanpa pengobatan dan obat2 yang memadai. Bagi orang2 kaya dan bangsawan, mereka tentu bisa membayar mahal untuk obat2nya, tapi bagaimana dengan kaum miskin? Tentu tidak.

Kebersihan sangat minim pada masa abad pertengahan. Dan toilet pada masa abad pertengahan itu ‘sangat memukau’ dan begitu primitf. Di kastil, kakus terletak sangat dekat dengan ruang tidur, dan diletakan diluar tembok kastil, dan memiliki saluran yang langsung mengarah ke parit atau sungai, selain itu juga, membangun sebuah saluran panjang ke tanah sudah cukup. 

Pendidikan

Pendidikan di masa abad pertengahan ini tidak merata kepada seluruh golongan. Hanya beberapa golongan terpelajar, dan sisanya buta huruf dan tak bisa menulis/membaca. Masyarakat biasa tidak mampu membayar biaya untuk pendidikan, dan para pemimpinnya tidak memperdulikan pendidikan rakyat miskinnya.

Bahasa wajib saat abad pertengahan adalah bahasa Latin, walaupun memang tiap-tiap negara mempunyai bahasa mereka masing-masing. Dan bahasa latin cukup sulit untuk dipelajari. Buku-buku teks biasanya memakai bahasa latin, dan bahasa latin hanya diajarkan di biara-biara.

Dan pendidikan masih belum menyentuh kaum wanita. Banyak wanita yang tidak mengerti tulis baca, buta huruf. Mereka biasanya hanya bertugas mendampingi suami dan bekerja pekerjaan dapur. (ada yang mengenal Joan of Arc? Dia adalah salah 1 tokoh abad pertengahan yang cukup terkenal. Gadis sederhana dari keluarga petani yang memenangkan perang itu ternyata buta huruf. Pada saat menulis surat kepada raja perancis saat itu, dia hanya memakai inisial “X” di akhir suratnya, karena tak bisa menulis namanya sendiri)

Situasi ini sempat membaik setelah abad ketigabelas, dimana sekolah-sekolah dan rumahsakit mulai bermunculan di Eropa, sehingga mempermudah informasi tentang kesehatan. Namun, sayangnya, pada abad keempatbelas, Black Death mengguncang Eropa. 
Selama abad pertengahan, memang ada hubungan kuat antara kesehatan dan kepercayaan/agama. Pada masa itu, Orang yang sakit parah seperti kusta adalah hukuman dari Tuhan, atau berbagai macam penyakit lainnya adalah karena bekerja sama dengan setan atau menyembah setan.

Kelaparan dan Makanan selama abad pertengahan

Makanan selama abad pertengahan ditentukan oleh kelas sosial seseorang. Makanan seperti daging ayam, angsa, daging sapi, olahan susu dan keju, dan sejumlah besar gandum dan tepung hanya diperuntukan untuk para keluarga bangsawan dan penguasa. Jika tempat tinggalnya dekat dengan perairan, ikan air asin atau tawar juga merupakan menu mereka.

Sedangkan rakyat jelata? Iya, mereka memang mengolah ladang, tapi hasilnya dijual untuk para orang kaya. Hasil uangnya dibelikan gandum hitam dan barley. Air mereka dapatkan dari sumur. Dan minuman seperti ale adalah yang populer kala itu.

Pakaian selama abad pertengahan

Jangan terkecoh. Mungkin kita sering melihat pakaian-pakaian indah dan menawan dari abad pertengahan, tapi itu semua diperuntukan untuk para orang kaya dan bangsawan. Para petani dan rakyat jelata hanya memakai pakaian usang dari wol atau linen.

Pakaian tidak hanya untuk menutup tubuh, tetapi pakaian juga dipakai sebagai pembeda : pria atau wanita, kaya atau miskin, tuan tanah atau petani biarawan-orang awam. Pakaian bisa sebagai penunjuk status sosial si pemakainya itu. 

Para prianya memakai tunic sampai dengan batas lutut, sementara para biarawan memakai tunicnya hingga menyentuh lantai. Tunic para bangsawan dan raja juga panjang hingga menyentuh lantai. Tunic itu dipakai untuk acara tertentu. Celana dengan bahan wol kadang dipakai dibalik tunic itu. Para bangsawan memakai celana yang lebih ketat di balik tunic mereka. Celana ketat itu ditenun, sehingga jadinya tidak begitu ketat dan tak begitu pas. Sepatu juga dipakai, jika mampu membelinya atau membuatnya.  Kaum wanitanya memakai tunic hingga sampai pergelangan kaki. Jika mereka mampu, kaum wanitanya juga memakai kain linen di balik tunicnya, dan wol di bagian luarnya. Mereka juga memakai jubah yang terbuat dari wol jika akan berpergian. Biarawatinya juga memakai tunic yang hampir mirip, namun warnanya hitam atau putih saja. Untuk para wanita bangsawan, mereka juga memakai penutup kepala, dan memiliki dahi yang lebar dan tinggi (karena rambut mereka dicabuti demi mendapat dahi tinggi itu) Dahi tinggi dianggap cantik.

 
Australia
Orang Polinesia menduduki pulau-pulau baru di Pasifik, lalu pindah ke Selandia Baru sekitar tahun 900. Di Australia, orang Aborigin tidak disentuh pengaruh luar.
Timur Tengah
Kerajaan Sasanid Persia mencapai puncak kejayaan selama tahun 579. Setelah wafatnya Nabi Muhammad pada 632, kerajaan Islam mulai meluas. Pada tahun 634, orang Arab menaklukkan Persia dan menyingkirkan Kerajaan Sasanid. Namun pada tahun 756, kerajaan Islam itu mulai terpecah. Di akhir abad ke-11, Yerusalem direbut oleh pasukan Perang Salib.
 
Afrika
Pada tahun 700, seluruh Afrika utara menjadi bagian dari kerajaan Islam. Di Afrika barat, Ghana yang kaya emas menjadi semakin kuat. Berbagai kerajaan dagang lainnya seperti Mali dan Kanem-Bornu mulai berkembang di tanah subur di ujung selatan Gurun Sahara.
 
Amerika Utara
Sekitar tahun 700, dua kebudayaan kota yang terpisah mulai berkembang di Amerika Utara. Salah satunya adalah kebudayaan Gundukan Kuil di sekitar wilayah Mississippi, yaitu kebudayaan yang memperdagangkan tembaga dan berbagai barang ke seantero benua. Peradaban lainnya adalah kebudayaan pueblo (desa) Anasazi di barat-daya, di mana penduduknya hidup di berbagai pueblobatu yang dihubungkan dengan jalan. Anasazi memiliki agama yang sudah maju. Di tempat lain, banyak suku pribumi Amerika berkembang semakin besar dan kuat, sekalipun mereka masih hidup dari pertanian dan berburu serta tinggal di desa permanen atau masih mengembara. Lebih ke timur-laut, di Newfoundland, orang kulit putih pertama tiba. Orang Viking menetap di sana selama beberapa waktu sekitar tahun 1000.
 
Amerika Tengah dan Selatan
Sekitar tahun 600-700, kota besar Meksiko, Teotihuacan, mencapai kejayaannya. Teotihuacan dan bangsa Maya yang hidup lebih ke selatan mengalami kemunduran sekitar tahun 750. Namun, kekaisaran negara-kota Maya tetap hidup sepanjang periode ini. Pada 900-1100, orang Toltek yang senang berperang menguasai Meksiko. Lebih ke selatan, di Peru, negara-kota Tiahuanaco di Pegunungan Andes serta Huari di kawasan pantai berkembang dan semakin maju. Tiahuanaco merupakan pendahulu Kerajaan Inca. Pada tahun 1000, Kerajaan Huari digantikan oleh Kerajaan Chimu yang berkembang di sekitar Chan Chan, di Peru utara.

Kajian Kebudayaan Manusia Jaman Prasejarah

Prasejarah atau nirleka (nir: tidak ada, leka: tulisan) adalah istilah yang digunakan untuk merujuk kepada masa di mana catatan sejarah yang tertulis belum tersedia. Zaman prasejarah dapat dikatakan bermula pada saat terbentuknya alam semesta, namun umumnya digunakan untuk mengacu kepada masa di mana terdapat kehidupan di muka Bumi dimana manusia mulai hidup.

Batas antara zaman prasejarah dengan zaman sejarah adalah mulai adanya tulisan. Hal ini menimbulkan suatu pengertian bahwa prasejarah adalah zaman sebelum ditemukannya tulisan, sedangkan sejarah adalah zaman setelah adanya tulisan. Berakhirnya zaman prasejarah atau dimulainya zaman sejarah untuk setiap bangsa di dunia tidak sama tergantung dari peradaban bangsa tersebut. Salah satu contoh yaitu bangsa Mesir sekitar tahun 4000 SM masyarakatnya sudah mengenal tulisan, sehingga pada saat itu, bangsa Mesir sudah memasuki zaman sejarah. Zaman prasejarah di Indonesia diperkirakan berakhir pada masa berdirinya Kerajaan Kutai, sekitar abad ke-5; dibuktikan dengan adanya prasasti yang berbentuk yupa yang ditemukan di tepi Sungai Mahakam, Kalimantan Timur baru memasuki era sejarah.

Karena tidak terdapat peninggalan catatan tertulis dari zaman prasejarah, keterangan mengenai zaman ini diperoleh melalui bidang-bidang seperti paleontologi, astronomi, biologi, geologi, antropologi, arkeologi. Dalam artian bahwa bukti-bukti pra-sejarah hanya didapat dari barang-barang dan tulang-tulang di daerah penggalian situs sejarah.

Periodisasi

 

Arkeologi

Arkeologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan masa lampau melalui benda-benda artefak. Dari hasil penelitian para ahli arkeologi, maka tabir kehidupan masyarakat prasejarah Indonesia dapat diketahui. Berdasarkan penggalian arkeologi maka prasejarah dapat dibagi menjadi 2 zaman yaitu, zaman batu dan zaman logam.

Zaman Batu

 

Zaman Batu terjadi sebelum logam dikenal dan alat-alat kebudayaan terutama dibuat dari batu di samping kayu dan tulang. Zaman batu ini diperiodisasi lagi menjadi 4 zaman, antara lain:

  1. 1.    Zaman Batu Tua (Palaeolithikum)

Zaman batu tua (palaeolitikum) disebut demikian sebab alat-alat batu buatan manusia masih dikerjakan secara kasar, tidak diasah atau dipolis. Apabila dilihat dari sudut mata pencariannya, periode ini disebut masa food gathering(mengumpulkan makanan), manusianya masih hidup secara nomaden (berpindah-pindah) dan belum tahu bercocok tanam.

Terdapat dua kebudayaan yang merupakan patokan zaman ini, yaitu:

  1. Kebudayaan Pacitan (Pithecanthropus)
  2. Kebudayaan Ngandong, Blora (Homo Wajakinensis dan Homo Soloensis)
  1. Pada zaman ini alat-alat terbuat dari batu yang masih kasar dan belum dihaluskan. Contoh alat-alat tsb adalah :
    • Kapak Genggam, banyak ditemukan di daerah Pacitan. Alat ini biasanya disebut “Chopper” (alat penetak/pemotong)
    • Alat-alat dari tulang binatang atau tanduk rusa : alat penusuk (belati), ujung tombak bergerigi
    • Flakes, yaitu alat-alat kecil yang terbuat dari batu Chalcedon,yang dapat digunakan untuk mengupas makanan.
    Alat-alat dari tulang dan Flakes, termasuk hasil kebudayaan Ngandong. Kegunaan alat-alat ini pada umumnya untuk : berburu, menangkap ikan, mengumpulkan ubi dan buah-buahan.
    • Berdasarkan daerah penemuannya maka alat-alat kebudayaan Paleolithikum tersebut dapat dikelompokan menjadi :
    • Kebudayaan Pacitan dan Ngandong
    Manusia pendukung kebudayaan
    • Pacitan : Pithecanthropus dan
    • Ngandong : Homo Wajakensis dan Homo soloensis.

 

  1. 2.    Zaman Batu Tengah (Mesolithikum)

1. Ciri zaman Mesolithikum:

a. Nomaden dan masih melakukan food gathering (mengumpulkan makanan)

b. Alat-alat yang dihasilkan nyaris sama dengan zaman palaeolithikum yakni masih merupakan alat-alat batu kasar.

c. Ditemukannya bukit-bukit kerang di pinggir pantai yang disebut Kjoken Mondinger (sampah dapur)

c. Alat-alat zaman mesolithikum antara lain: Kapak genggam (Pebble), Kapak pendek (hache Courte) Pipisan (batu-batu penggiling) dan kapak-kapak dari batu kali yang dibelah.

d. Alat-alat diatas banyak ditemukan di daerah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Flores.

e. Alat-alat kebudayaan Mesolithikum yang ditemukan di gua Lawa Sampung, Jawa Timur yang disebut Abris Sous Roche antara lain: Flakes (Alat serpih),ujung mata panah, pipisan, kapak persegi dan alat-alat dari tulang.

2. Tiga bagian penting kebudayaan Mesolithikum:

a. Pebble-Culture (alat kebudayaan kapak genggam dari Kjoken Mondinger)

b. Bone-Culture (alat kebudayaan dari Tulang)

c. Flakes Culture (kebudayaan alat serpih dari Abris Saus Roche)

3. Manusia pendukung kebudayaan Mesolithikum adalah bangsa Papua—Melanosoid

 

  1. 3.    Zaman Batu Muda (Neolithikum)

Ciri utama pada zaman batu Muda (neolithikum) adalah alat-alat batu buatan manusia sudah diasah atau dipolis sehingga halus dan indah. Alat-alat yang dihasilkan antara lain:

  1. Kapak persegi, misalnya beliung, pacul, dan torah yang banyak terdapat di Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, Kalimantan,
  2. Kapak Bahu, sama seperti kapak persegi ,hanya di bagian yang diikatkan pada tangkainya diberi leher. Hanya di temukan di Minahasa,
  3. Kapak Lonjong, banyak ditemukan di Irian, Seram, Gorong, Tanimbar, Leti, Minahasa dan Serawak,
  4. Perhiasan (gelang dan kalung dari batu indah) ditemukan di Jawa,
  5. Pakaian dari kulit kayu
  6. Tembikar (periuk belaga) ditemukan di Sumatera, Jawa, Melolo (Sunda)

Manusia pendukung Neolithikum adalah Austronesia (Austria), Austro-Asia (Khamer-Indocina)

 

  1. 4.    Zaman Batu Besar (Megalithikum)

Zaman ini disebut juga sebagai zaman megalithikum. Hasil kebudayaan Megalithikum, antara lain:

1. Menhir: tugu batu yang dibangun untuk pemujaan terhadap arwah-arwah nenek moyang.

2. Dolmen: meja batu tempat meletakkan sesaji untuk upacara pemujaan roh nenek moyang

3. Sarchopagus/keranda atau peti mati (berbentuk lesung bertutup)

4. Punden berundak: tempat pemujaan bertingkat

5. Kubur batu: peti mati yang terbuat dari batu besar yang dapat dibuka-tutup

6. Arca/patung batu: simbol untuk mengungkapkan kepercayaan mereka

ZAMAN LOGAM

 

Pada zaman Logam orang sudah dapat membuat alat-alat dari logam di samping alat-alat dari batu. Orang sudah mengenal teknik melebur logam, mencetaknya menjadi alat-alat yang diinginkan. Teknik pembuatan alat logam ada dua macam, yaitu dengan cetakan batu yang disebut bivalve dan dengan cetakan tanah liat dan lilin yang disebut a cire perdue. Periode ini juga disebut masa perundagian karena dalam masyarakat timbul golongan undagi yang terampil melakukan pekerjaan tangan. Zaman logam ini dibagi atas:

  1. Zaman Perunggu

Hasil kebudayaan perunggu yang ditemukan di Indonesia adalah :
• Kapak Corong (Kapak Perunggu), banyak ditemukan di Sumatera Selatan, Jawa, Balio, Sulawesi dan Kepulauan Selayar dan Irian.Kegunaannya sebagi alat perkakas.
• Nekara perunggu(Moko), bebrbentuk seperti dandang. Banyak ditemukan di daerah : Sumatera, Jawa Bali, Sumbawa, Roti, Leti, Selayar dan Kep. Kei. Kegunaan untuk acara keagamaan dan maskawin.
• Bejana Perunggu, bentuknya mirip gitar Spanyol tetapi tanpa tangkai. Hanya ditemukan di Madura dan Sumatera
• Arca-arca Perunggu, banyak ditemukan di Bangkinang(Riau), Lumajang (Jatim) dan Bogor (Jabar)
• Perhiasan : gelang, anting-anting, kalung dan cincin.
Kebudayaan Perunggu sering disebut juga sebagi kebudayaan Dongson-Tonkin Cina karena disanalah Pusat Kebudayaan Perunggu.

  1. Zaman Besi

Pada zaman ini orang sudah dapat melebur besi dari bijinya untuk dituang menjadi alat-alat yang diperlukan. Teknik peleburan besi lebih sulit dari teknik peleburan tembaga maupun perunggu sebab melebur besi membutuhkan panas yang sangat tinggi, yaitu ±3500 °C.

Alat-alat besi yang dihasilkan antara lain:

a. Mata Kapak bertungkai kayu

b. Mata Pisau

c. Mata Sabit

d. Mata Pedang

e. Cangkul

Alat-alat tersebut ditemukan di Gunung Kidul (Yogyakarta), Bogor (Jawa Barat), Besuki dan Punung (Jawa Timur)

Zaman logam di Indonesia didominasi oleh alat-alat dari perunggu sehingga zaman logam juga disebut zaman perunggu. Alat-alat besi yang ditemukan pada zaman logam jumlahnya sedikit dan bentuknya seperti alat-alat perunggu, sebab kebanyakan alat-alat besi, ditemukan pada zaman sejarah.

Antara zaman neolitikum dan zaman logam telah berkembang kebudayaan megalitikum, yaitu kebudayaan yang menggunakan media batu-batu besar sebagai alatnya, bahkan puncak kebudayaan megalitikum justru pada zaman logam.

 

  1. 3.    KEHIDUPAN MASYARAKAT PRASEJARAN

FOOD GATHERING
Ciri zaman ini adalah :
• Mata pencaharian berburu dan mengumpulkan makanan
• Nomaden, yaitu Hidup berpindah-pindah dan belum menetap
• Tempat tinggalnya : gua-gua
• Alat-alat yang digunakan terbuat dari batu kali yang masih kasar, tulang dan tanduk rusa
• Zaman ini hampir bersamaan dengan zaman batu tua (Palaeolithikum) dan Zaman batu tengah (Mesolithikum)

FOOD PRODUCING
• Ciri zaman ini adalah :
• Telah mulai menetap
• Pandai membuat rumah sebagi tempat tinggal
• Cara menghasilkan makanan dengan bercocok tanam atau berhuma
• Mulai terbentuk kelompok-kelompok masyarakat
• Alat-alat terbuat dari kayu, tanduk, tulang, bambu ,tanah liat dan batu
• Alat-alatnya sudah diupam/diasah

Zaman bercocok tanam ini bersamaan dengan zaman Neolithikum (zaman batu muda) dan Zaman Megalithikum (zaman batu besar)

ZAMAN PERUNDAGIAN

• Manusia telah pandai membuat alat-alat dari logam dengan keterampilandan keahlian khusus
• Teknik pembuatan benda dari logam disebut a cire perdue yaitu, dibuat model cetakannya dulu dari lilin yang ditutup dengan tanah liat kemudian dipanaskan sehingga lilinya mencair. Setelah itu dituangkan logamnya.
• Tingkat perekonomian masyarakat telah mencapai kemakmuran
• Sudah mengenal bersawah
• Alat-alat yang dihasilkan : kapak corong, nekara,pisau, tajak dan alat pertanian dari logam
• Telah mencapai taraf perkembangan sosial ekonomi yang mantap.

 

 

Nama   : Rian Pratama

NPM    : 36412256

Kelas   : 1ID01